Daun Kenikir yang juga dikenal sebagai Cosmos caudatus atau "Ulam Raja" dalam bahasa Malaysia merupakan tumbuhan hijau yang umumnya ditemukan di Asia Tenggara. Daun ini sering digunakan untuk hidangan lokal sebagai pelengkap makanan dan juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang luar biasa. Berikut adalah tujuh manfaat daun kenikir untuk kesehatan tubuh:
1. Kaya Antioksidan
Daun kenikir mengandung antioksidan yang kuat seperti flavonoid dan polifenol. Antioksidan dapat membantu melawan kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas dan dapat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
2. Menyehatkan Mata
Daun kenikir kaya akan lutein, karotenoid yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mata. Lutein membantu melindungi mata dari efek buruk yang dihasilkan oleh sinar UV dan penuaan.
3. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C dalam daun kenikir dapat membantu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat membantu tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
4. Menyokong Kesehatan Jantung
Asam lemak omega-3 dalam daun kenikir dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah serta mengurangi risiko penyakit jantung.
5. Mengurangi Peradangan
Daun kenikir memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang-orang dengan masalah peradangan seperti arthritis.
6. Menyehatkan Pencernaan
Serat dalam daun kenikir dapat membantu membuat pencernaan agar lebih sehat. Hal ini dapat mencegah sembelit dan menjaga kesehatan usus.
7. Menurunkan Risiko Diabetes
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun kenikir dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Hal ini bermanfaat bagi individu yang memiliki risiko diabetes.
Penting untuk diingat bahwa daun kenikir memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Mengonsumsi daun kenikir dalam jumlah yang wajar dan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang merupakan kunci untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengubah pola makan Anda jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Referensi :
Ismail, H. I., Chan, K. W., Mariod, A. A., & Ismail, M. (2010). Phenolic content and antioxidant activity of Cantaloupe (Cucumis melo) methanolic extracts. Food Chemistry, 119(2), 643-647.
Kumar, S., & Pandey, A. K. (2013). Chemistry and biological activities of flavonoids: an overview. The Scientific World Journal, 2013.
Khoo, H. E., Azlan, A., Tang, S. T., & Lim, S. M. (2017). Anthocyanidins and anthocyanins: colored pigments as food, pharmaceutical ingredients, and the potential health benefits. Food & Nutrition Research, 61(1), 1361779.
Sujatha, D., Umamaheswari, S., & Viswanathan, P. (2017). A review on nutritional and nutraceutical properties of Cosmos caudatus (Compositae). Food Research International, 100, 14-26.
Rastogi, S., Pandey, M. M., & Rawat, A. K. S. (2016). An ethnomedicinal, phytochemical and pharmacological profile of Desmodium gangeticum (L.) DC and Desmodium adscendens (Sw.) DC. Journal of Ethnopharmacology, 191, 225-255.
Comments